Jumat, 10 Oktober 2014

Keramik

1. Pendahuluan

Keramik sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kaca, piring, gelas,vas, dan sebagainya. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran[1].

Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk dapat menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat[1].

Gambar 1. Salah satu hasil pengolahan bahan keramik[12]

Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kuarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas[1].

Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya[1].

2. Klasifikasi Keramik

Pada prinsipnya keramik terbagi atas:

a. Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory) [1].

b. Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, technical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis[1].

Keramik termasuk dalam kategori thermoset yaitu suatu benda yang telah mengalami pemanasan dan pendinginan kembali tidak dapat berubah lagi kebentuk asalnya.

Berdasarkan fungsi dan strukturnya produk keramik dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu keramik konvensional dan keramik maju.

a.           Keramik  Konvensional 
Keramik konvensional menggunakan bahan konvensional bahan alam fasa amorf. Keramik konvensional dapat dibagi / diolah dalam 2  jenis yaitu :
·                     Industri keramik berat (dua) golongan masing – masing terdiri dari refraktori, mortar, abrasive dan industri semen.
·                     Industri keramik halus yang terdiri dari industri gerabah / keramik hias, porselen lantai dan dinding (tile), saniter, tableware dan isolator listrik[3].

b.           Keramik Maju  
Keramik maju dikenal juga advanced ceramics menggunakan bahan baku artifikal murni yang mempunyai fasa kristalin. Beberapa jenis industri keramik maju antara lain :
              Zirkonia dan silikon, seperti untuk kebutuhan otomotif (blok mesin, gear, mata pisau dan gunting.
              Barium titanat untuk industri elektronika (kapasitor dan gunting).
              Keramik nitrid oksida (zirkon nitride, magnesium nitride, cilikon karbida) digunakan untuk high technologi, cutting tools, komponen mesin, alat ekstraksi dan pengolahan logam.
              Fiber optic di industri telekomunikasi, penerangan, gedung pencakar langit dan tenaga surya[3].

3. Bahan Baku Pembuatan Keramik

Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik terdiri atas 3 macam (triaxial), yaitu tanah liat (clay), pasir, dan feldspar.

a. Tanah liat (clay)
kandungan utama dari tanah liat antara lain kaolinite (Al2O3.2SiO2.2H2O), montmorillinote, illite, halloysite. Perbedaan kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah liat yang penting untuk pembuatan keramik antara lain plastisitas (kemampuan untuk dibentuk tanpa mudah retak), fusibilitas (kemampuan untuk dilebur), bahan baku pasir (kuarsa), fungsi (sebagai bahan non plastik)[3].

Gambar 2. Bahan baku tanah liat dihancurkan dan dikeringkan[12]

b. Feldspar
Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik, dan menurunkan temperatur pembakaran. Ada beberapa jenis bahan feldspar di antaranya K-feldspar, Na-feldspar, dan Ca-feldspar[3].

Gambar 3. Butiran feldspar[14]

c. Kaolin
Nama kaolin berasal dari Cina, kauling yang berarti pegunungan tinggi, yaitu gunung yang terletak dekat Jakhau Cina yang tanah lempungnya sudah dimanfaatkan dalam pembuatan keramik sejak beberapa abad lalu. Kaolin adalah tanah liat putih yang mempunyai mutu penyusutan yang baik selama pengeringan dan pembakaran. Clay jenis ini merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan keramik dan paling putih di antara clay lainnya, karena kandungan besinya yang paling rendah.
Sifat - sifat kaolin antara lain :
              Tidak terlalu plastis
              Kekuatan keringnya rendah
              Titik leburnya 17000C - 17850C
              Dalam keadaan kering berwarna putih
              Memberi warna putih pada badan keramik
              Setelah dibakar berwarna putih[3].

Gambar 4. Kaolin[15]

d. Kuarsa
Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf dan sedimen, dalam bentuk dengan komposisi sebagian besar berupa silika dan terdapat pada sebagian batu pasir kuarsa. Fungsi kuarsa di dalam pembuatan keramik adalah :
              Tidak mengurangi keplastisan dan penyusutan pad abodi keramik.
              Mengurangi susut kering dan susut bakar dari tanah liat.
              Memudahkan air untuk menguap sewaktu prises pengeringan dan proses pembakaran
              Memberi sifat kuat pada barang - barang yan dibuat dan dapat mencegah perubahan bentuk pada waktu dibakar.
              Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah jadi[3].

Gambar 5. Kuarsa

4. Sifat - Sifat Keramik

Setiap bahan memiliki sifat masing - masing yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan setiap bahan, begitu pula dengan keramik. Adapun sifat keramik adalah didasarkan pada dua sifat, yaitu sifat mekanik dan sifat listrik sebagai berikut :

a. Sifat Mekanik
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan material struktural yang menarik[2].

Aplikasi struktural keramik maju termasuk komponen untuk mesin mobil dan struktur pesawat. Misalnya, TiC mempunyai kekerasan 4 kali kekerasan baja. Jadi, kawat baja dalam struktur pesawat dapat diganti dengan kawat TiC yang mampu menahan beban yang sama hanya dengan diameter separuhnya dan 31 persen berat. Semen dan tanah liat adalah contoh yang lain, keduanya dapat dibentuk ketika basah namun ketika kering akan menghasilkan objek yang lebih keras dan lebih kuat. Material yang sangat kuat seperti alumina (Al2O3) dan silikon karbida (SiC) digunakan sebagai abrasif untuk grinding dan polishing[2].

Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural. Dalam logam, elektron-elektron yang terdelokalisasi memungkinkan atom-atomnya berubah-ubah tetangganya tanpa semua ikatan dalam strukturnya putus. Hal inilah yang memungkinkan logam terdeformasi di bawah pengaruh tekanan. Tapi, dalam keramik, karena kombinasi ikatan ion dan kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang terlalu besar diterapkan[2].

Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat. Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar mulus penampakannya[2].

Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan[2].

b. Sifat Hantaran Listrik.
Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai isolator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai kapasitor[2].

Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya[2].

Sering pula digunakan bahan yang disebut dielektrik. Bahan ini adalah isolator yang dapat dipolarisasi pada tingkat molekular. Material semacam ini digunakan untuk menyimpan muatan listrik[2].

Kekuatan dielektrik bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan elektron pada tegangan tinggi. Bila kapasitor dalam keadaan bermuatan penuh, hampir tidak ada arus yang lewat. Namun dengan tegangan tinggi dapat mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi. Bila hal ini terjadi arus mengalir dalam kapasitor, dan mungkin disertai dengan kerusakan material karena meleleh, terbakar atau menguap. Medan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu disebut kekuatan dielektrik. Beberapa keramik mempunyai kekuatan dielektrik yang sangat besar.Porselain misalnya sampai 160 kV/cm. Sebagian besar hantaran listrik dalam padatan dilakukan oleh elektron. Di logam, elektron penghantar dihamburkan oleh vibrasi termal meningkat dengan kenaikan suhu, maka hambatan logam meningkat pula dengan kenaikan suhu[2].

Sebaliknya, elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga sebagian besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitas meningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu[2].

Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan "canggih" yang sering digunakan sebagai sensor. Dalam bahan piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksi polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser, yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya[2].

Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyak aplikasi komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar. Salah satu teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar. Kemampuan penghantaran ion didasarkan kemampuan keramik tertentu untuk memungkinkan anion oksigen bergerak, sementara pada waktu yang sama tetap berupa isolator. Zirkonia, ZrO2, yang distabilkan dengan kalsia (CaO), adalah contoh padatan ionik[2].

5. Tahapan pembuatan keramik

Tahapan dalam pembuatan keramik dibagi menjadi lima tahapan, yaitu :

a.           Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering dengan cara manual ataupun masinal. Di dalam pengolahan bahan ini ada proses - proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dpaat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 - 100 mesh[3].

Gambar 6. Pengolahan material pada pembuatan keramik[13]

b.           Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda - benda yng dikehendaki. Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik : pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting) [3].

Gambar 7. Proses pembentukan keramik[9]

c.            Pengeringan
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting :
(1.)        Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai partikel - partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti.
(2.)        Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut.
(3.)        Air yang terserap pada permukaan partikel hilang[3].

Gambar 8. Proses pengeringan keramik[9]

d.           Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan kermaik di mana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku / furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran : suhu sintering / matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat. Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi - reaksi penting, hilang / muncul fase mineral, dan hilang berat (weight loss)[3].

Gambar 9. Proses pembakaran keramik[11]

e.           Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda - benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek - efek tertentu sesuai keinginan[3].

Gambar 10. Proses pengglasiran dengan menambah unsur hias / seni pada keramik[10]

6. Teknik Pembuatan Keramik

Teknik yang umum digunakan dalam proses pembuatan keramik yaitu:

a. Teknik coil (pilin)
Merupakan teknik pembuatan keramik dengan cara membuat pilinan kecil seperti cacing. Sesuai namanya maka keramik dibuat dari susunan pilinan-pilinan yang disambung. Ketebalan pilinan yang digunakan disesuaikan dengan ketebalan benda yang akan dibuat. Benda keramik yang dibuat dengan teknik pilin dapat diujudkan dalam karakter aslinya yang menampakkan pilinan atau permukaannya dihaluskan sehingga kesan pilinan tidak kelihatan. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah ketika menyambung pilinan, permukaan pilinan yang akan disambung hendakknya dibasahi dengan air atau 'dilem' memakai lumpur tanah liat. Agar lebih kuat, akan lebih baik apabila permukaan yang akan disambung diberi goresan lebih dahulu. Berikut ini langkah langkah membuat benda dengan teknik pilin[4].

Tabel 1. Langkah - Langkah Membuat Benda dengan Teknik Coil / Pilin[4]
No.
Deskripsi
Gambar
1.
Membuat pilinan dengan alas meja kerja atau tangan langsung.


2.
Alas benda dapat dibuat dengan pilinan atau lempengan tanah liat.


3.
Menghaluskan alas benda


4.
Memasang dan menyambung pilinan dengan alas.


5.
Menghaluskan permukaan benda


6.
Menghaluskan keseluruhan permukaan


7.
Benda siap dikeringkan


b. Teknik tatap batu / pijar jari (pinch)

Cara pembuatan keramik dengan membuat bulatan tanah liat. Istilah pinch bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti cubitan atau pijatan, karena tangan kita menekan 'sesuatu'. Teknik ini merupakan keteknikan bagi pemula dalam membentuk sebuah benda keramik, contoh yang sangat sederhana berupa mangkuk atau bentuk organis tak beraturan. Hasil jejak pijitan akan bisa ditampilkan dari tekanan ibu jari dan telunjuk tangan anda. Fungsi pemijitan dengan jari adalah untuk mengarahkan bentuk pada benda yang akan dibuat, juga untuk meratakan ketebalan benda secara keseluruhan. Benda yang dihasilkan dari teknik pijit ini berupa bentuk-bentuk keramik yang berukuran relatif kecil sampai sedang[5].

Tabel 2. Langkah Membuat Benda dengan Teknik Tatap Batu / Pijar Jari (Pinch)[5]
No.
Deskripsi
Gambar
1.
Ambil tanah liat secukupnya, buatlah bola padat, kemudian tekan pusat bola dengan ibu jari


2.
Lakukan penekanan dengan ibu jari secara memutar pada dinding benda
diawali dari bawah terus naik sampai pada bagian bibir benda.


3.
Lakukan pemijitan secara menyeluruh hingga terbentuk benda yang diinginkan.

4.
Rapikan bagian luar badan benda agar tampilan tampak selesai.


c. Teknik Lempengan (Slab)

Teknik lempeng digunakan untuk membuat bentuk-bentuk utamanya bentuk yang memiliki sudut, seperti bentuk kubus, kotak, persegi panjang, segitiga, segi lima , hexagon dan lain sebagainya. Di dalam teknik lempeng di bedakan menjadi 2 jenis tanah :
·                     Lempeng lunak (soft slabbing).
·                     Lempeng "keras" (hard slabbing)[6].

Jenis lempengan dengan tanah lunak sangat responsive (memudahkan untuk di bentuk), folding (dapat dilipat), crumpling (keriput / kusut), frilling (rumbai - rumbai) dan mudah untuk dibengkokan. Teknik ini jika di kriya tekstil hampir seperti membuat baju atau seni melipat kertas (origami). Sedangkan lempeng "keras" sama seperti joinery (menyambung / merangkai). Produk yang dapat dibuat dengan teknik ini antara lain :
·                     Lempeng bentuk datar berupa tegel, relief, papan nama, hiasan dinding dan sebagainya.
·                     Lempeng lipat berupa wadah, standar buku, tempat surat dan lain-lain.
·                     Lempeng dengan acuan (former) berupa  berbagai bentuk wadah.
·                     Lempeng sambung produknya berupa tempat alat tulis, asbak, vas, dan sebagainya[6].

Untuk memperkuat pada bagian sambungan, pada teknik ini biasanya ditambahkan pilinan pada sudut-sudut yang dirangkai. Cara menyambung lempengan dilakukan dengan menggores bagian yang akan disambung dan mengolesinya dengan lumpur tanah kemudian disatukan denga kuat[6]. Berikut ini urutan gambar membuat kotak dengan teknik slab / lempeng.

Tabel 3. Langkah - Langkah Membuat Benda dengan Teknik Lempengan (Slab)[6]
No.
Deskripsi
Gambar
1.
Membuat lempengan dengan roller pin.

2.
Memotong lempengan

3.
Membuat goresan untuk sambungan

4.
Merakit (menyambung antar bagian)

5.
Merapikan


d. Teknik Cetak


Proses pencetakan benda keramik dialkukan setelah cetakan benar-benar kering sehingga kemampuan cetakan gips untuk menyerap air dari slip tanah liat dapat dengan cepat. Setelah cetakan badan benda, tutup, dan knob benar-benar kering, maka cetakan tersebut siap digunakan, satukan bagian-bagian cetakan dan ikat menggunakan karet dengan kuat agar slip tanah liat tidak mangalir pada belahan cetakan[7].

Tabel 4. Langkah - Langkah Membuat Benda dengan Teknik Cetak[7]
No.
Deskripsi
Gambar
1.
Siapkan slip tanah liat sesuai kebutuhan 
untuk proses pencetakan benda keramik.

2.
Tuang slip tanah liat ke dalam cetakan hingga penuh, lakukan berulang - ulang hingga mencapai ketebalan benda yang diinginkan. Tuang balik slip tanah liat dari dalam cetakan, kemudian letakkan  cetakan dalam posisi terbalik agar sisa-sisa slip tanah liat dapat mengalir.

3.
Lepaskan karet pengikat, buka cetakan gips apabila benda hasil cetakan sudah dapat dilepaskan.

4.
Potong sisa-sisa tanah dari benda hasil cetakan menggunakan pisau.

5.
Sambung bagian-bagian benda (knob dan tutup) dengan cara menggores bagian yang akan disambung dan olesi dengan slip tanah liat.

6.
Rapikan bagian sambungan menggunakan  pisau kemudian haluskanpermukaan benda  menggunakan spon basah. 

7.
Diangin - anginkan hingga  kering dan siap untuk dibakar biskuit. 


e. Teknik Putar

Proses pembetukan benda keramik diawali dengan proses pengulian tanah liat. Pengulian tanah liat bertujuan untuk didapatkan tanah liat yang plastis, homogen, bebas gelembung udara, dan kotoran. Proses pengulian tanah liat dilakukan setiap kali akan membentuk benda keramik. Sebelum membentuk benda silindris, sebaiknya tanah liat yang siap pakai dibuat bola-bola tanah liat dengan berat yang bervariasi dari 1 kg, 2 kg, 3 kg, 4 kg bahkan lebih[8].

Tabel 5. Langkah - Langkah Membuat Benda dengan Teknik Putar[8]

No.
Deskripsi
Gambar
1.
Centering
Tahap pemusatan tanah liat plastis di atas putaran dengan cara menekan tanah liat. Penekanan dilakukan dengan menggunakan kedua tangan, tangan yang satu menekan dari atas dan tangan lain menahan pada bagian samping. Lakukan proses ini dengan benar sehingga tanah liat memusat tepat di tengah alat putar. Tahap ini harus dikuasai dengan benar karena akan berpengaruh pada tahap selanjutnya.



2.
Coning
Tahap pembentukan tanah liat seperti kerucut (cone). Caranya dengan menekan tanah liat pada bagian samping menggunakan kedua tangan, kemudian menekan kerucut tanah liat ke bawah sehingga membentuk seperti mangkok terbalik, lakukan tahap ini beberapa kali.


3.
Opening dan Raising
Tahap melubangi (open up) dan menaikkan tanah liat (pulling up) atas dengan tangan yang di dalam menekan kearah luar, sedangkan tangan yang di luar menahan sehingga membentuk silinder.



4.
Forming
Tahap membentuk (shaping) ini sangat penting karena tahap pembentukan benda keramik menjadi bentuk yang diinginkan sesuai gambar kerja. Pembentukan dilakukan dengan menggunakan kedua tangan dan pada tahap ini diperlukan keterampilan tangan untuk membentuk tanah liat menjadi benda keramik.


5.
Refining the contour
Tahap ini adalah tahap pengecekan atau pengontrolan dari sisi bentuk dan ukuran benda keramik yang dibuat. Pengecekan menggunakan penggaris untuk mengukur tinggi dan kaliper / jangka bengkok untuk mengukur diameter.


6.
Finishing
Tahap ini adalah tahap penyelesaian pembentukan benda keramik, yaitu meratakan permukaan benda dengan menggunakan alat butsir, scraper, atau ribbon kemudian menghaluskan dengan spon. Pada kondisi benda setengah kering (leather hard) dilakukan pengikisan (trimming / turning), pada bagian dasar benda keramik, dan dibuat kaki benda.



7. Referensi
[1] http://pstkp.bppt.go.id/index.php/sekilas-keramik diakses pada tanggal 9 Oktober 2014 pukul 15.37 WIB
[2] http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1100398016 diakses pada tanggal 9 Oktober 2014 pukul 15.37 WIB
[3] http://www.academia.edu/6873805/PEMBUATAN_KERAMIK diakses pada tanggal 9 Oktober 2014 pukul 15.37 WIB
[4] http://www.studiokeramik.org/2008/08/membuat-keramik-dengan-teknik-pilin.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 pukul 09.52 WIB
[5] http://www.studiokeramik.org/2008/07/membuat-keramik-dengan-teknik-pijit.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 pukul 10.09 WIB
[6] http://www.studiokeramik.org/2008/08/membuat-kotak-dengan-teknik-lempeng.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 11.05 WIB
[7] http://www.studiokeramik.org/2012/10/membuat-keramik-dengan-teknik-cetak.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 11.30 WIB
[8] http://www.studiokeramik.org/2011/03/membuat-keramik-dengan-teknik-putar.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 11.44 WIB
[9] http://travelmatekamu.com/2014/07/08/menengok-cara-pembuatan-keramik-di-plered/ diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 13.15 WIB
[10]http://www.bandungtourism.com/tododet.php?q=Sentra%20Kerajinan%20Keramik%20Kiaracondong diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 13.19 WIB
[11]  http://www.tantericeramicbali.com/Production-Bali-Ceramic.php diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 13.22 WIB
[12] http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/06/13/geliat-industri-gerabah-di-banyumulek-lombok-469343.html diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 13.29 WIB
[13] http://ruangkumemajangkarya.wordpress.com/2012/02/03/mengolah-tanah-liat-lempung-menjadi-bahan-gerabah-keramik-dengan-teknik-kering/ diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 13.32 WIB
[14] http://www.adinathindustries.in/feldspar.htm diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 13.35 WIB
[15] http://www.sedlecky-kaolin.cz/en/vyrobky-a-sluzby/kaolin-sedlec-ia.htm diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 13.38 WIB
[16] http://tampang-kuarsa.indonetwork.co.id/2980855 diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 13.41 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar